Jika ikan saja tak mengenyangkan, ada penganan karbohidrat tinggi
tersedia di meja. Jepa adalah makanan khas Mandar. Bentuknya lempengan
bundar dari parutan ubi kayu dan kelapa yang dimasak di atas kuali
tanah. Cara pembuatannya nyaris sama seperti pembuatan serabi. Namun,
untuk membuat jepa ada tutup yang ditekan untuk memadatkan adonan.
Karena terbuat dari ubi memakan 1 jepa dapat mengenyangkan.
|
IkanTerbang yang di asapi |
Ikan Terbang
MAJENE,Masyarakat pesisir yang ada di Lingkungan Labuan, Kelurahan
Mosso, Kecamatan Senadan, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat saat ini
mengembangkan wisata kuliner dengan menyajikan makanan tradisional.
Masyarakat pesisir yang berjarak 135 kilometer dari ibukota Mamuju,
telah mengembangkan wisata kuliner di sepanjang jalur Trans Sulawesi.
Senin, di lingkungan Labuan, di lokasi itu terlihat masyarakatnya
menawarkan obyek wisata dengan menyajikan menu tradisional yakni ikan
terbang yang diasap dengan makanan khasnya "Jepa" salah satu jenis
makanan dari tanaman umbi-umbian yang diolah menjadi makanan siap saji.
Makanan tradisional Mandar yang dikembangkan oleh masyarakat pesisir itu
sudah berlangsung sejak satu tahun terakhir dan bahkan telah menuai
hasil karena mampu menyerap tenaga kerja hingga ratusan orang.
Wisata tradisional yang digeluti sebagian besar masyarakat pesisir itu
sangat digemari semua kalangan, apalagi harga yang ditawarkan oleh
pelaku usaha cukup terjangkau untuk semua kalangan karena harganya
hanya Rp 5.000 per porsi.
H Fattah (40), salah seorang konsumen yang menikmati sajian makanan
tradisional Mandar mengaku sudah lama berniat menikmati sajian makanan
tradisional Mandar. Namun, karena terbentur dengan waktu sibuk kerja di
kantor, maka niat itu baru bisa diwujudkannya.
"Makanan khas Mandar ini tidak ada di daerah kami, makanya saya ingin
mencobanya, seperti apa rasanya makanan itu," katanya. Ia mengatakan,
Jepa makanan khas Mandar memiliki cita rasa yang enak, apalagi, jika
lauknya dengan ikan terbang yang diasap pasti lebih nikmat.
Ikan terbang harus hati-hati jika lewat perairan Mandar. Jika tidak bisa
lolos dari jaring nelayan di perairan Sulawesi Barat ini, bisa-bisa
mereka ditangkap dan kemudian dijual sebagai ikan asap di Somba,
Kecamatan Sendana.
Orang Mandar terbiasa menyebut ikan terbang sebagai tui-tuing, sementara orang Bugis-Makassar ada yang menyebutnya tuing-tuing.
Dalam penelusuran lewat internet, penelitian Dr Ir Syamsu Alam Ali MS
dan Ir Andi Parenrengi MSc dari Lembaga Penelitian Universitas
Hasanuddin pada tahun 2006 antara lain menyatakan, ikan terbang
(Hirundichthys oxycephalus) merupakan sumber daya laut ekonomis penting
di Selat Makassar (sekitar perairan Parepare dan Polewali-Mamasa) dan
Laut Flores (sekitar perairan Takalar dan Bulukumba).
Kelompok ikan terbang Takalar dan Bulukumba di Laut Flores serta
kelompok ikan terbang Parepare dan Polewali Mamasa di Selat Makassar
masing-masing merupakan subpopulasi yang berbeda.
Seorang kawan yang pernah tinggal di Makassar menyebutkan, ikan terbang
termasuk ikan yang dilindungi. Wallahualam kebenarannya. Apa pun,
jajaran warung makan di kawasan Somba masih siap melayani pengunjung
yang mencari ikan terbang.
Diawali satu warung makan pada awal tahun 2000-an, kini sekitar 40
pedagang membuka warung makan ikan asap. Somba termasuk wilayah
Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene. Letaknya persis di pinggiran jalan
trans-Sulawesi, sekitar 19 kilometer dari pusat kota Majene ke utara
menuju Mamuju, sekitar 60 kilometer atau dari pusat kota Polewali
Mandar.
Gampang saja menemukan Somba sekalipun tidak ada petunjuk khusus. Jika
deretan warung makan penuh dengan kepulan asap, bisa jadi itulah Somba.
Warung makan di Somba sangat sederhana, semipermanen saja. Kebanyakan
hanya separuh terbuat dari tembok dan selebihnya ditutup papan atau
anyaman bambu. Warung makan di sisi tepi pantai lebih sederhana lagi
karena dibangun menyerupai rumah panggung dengan ”sebelah kaki” tertanam
di pasir pantai.
Pengasapan
Sesuai nama, cara memasaknya dengan pengasapan. Ikan terbang yang telah
dicuci kemudian ditata di atas pelepah daun kelapa di atas tungku
berbahan bakar kayu kering yang biasa dipungut dari pinggir pantai.
Namanya ikan asap, cara memasaknya betul-betul dengan pengasapan. Jika
muncul bunga, segera air dicipratkan untuk memadamkan bunga api. Menurut
Darmiati (40-an), pengasapan itu membuat daging ikan terbang lebih
gurih dan sedap.
Ikan asap sebaiknya dihidangkan saat hangat. Begitu kulit ikan terbang
yang kecoklatan dilolos, kita segera menemukan daging yang empuk. Hampir
seperti ikan bolu (bandeng), hanya saja duri ikan terbang lebih
sedikit. Pokoknya mantap.
Wajar saja jika Arkamullah, warga Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar,
selalu menikmati ikan asap jika lewat di Somba. ”Kalau asal ikan asap,
di pasar juga banyak,” kata Arkamullah.
Pengunjung kebanyakan memang pelintas jalur barat Sulawesi. Letak Somba
relatif strategis, tepat di tengah keletihan saat berkendara di tepian
pantai yang panas.
Seiring dengan pembentukan Sulawesi Barat, jalur lintas barat semakin
ramai sehingga pengunjung diharapkan lebih banyak dari Majene dan
Polewali Mandar ke Mamuju atau sebaliknya. Bahkan jika ada hajatan besar
pemerintahan di Mamuju, hampir bisa dipastikan pengunjung warung ikan
asap akan lebih banyak ketimbang biasanya.
sumber :